Kuliner tradisional semakin digandrungi oleh generasi muda. Mengapa hal ini terjadi? Menurut ahli kuliner, tren ini dipicu oleh keinginan generasi muda untuk kembali ke akar budaya dan menghargai warisan nenek moyang mereka.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak kuliner tradisional mulai tergeser oleh makanan cepat saji dan makanan instan. Namun, belakangan ini terjadi pergeseran tren di kalangan generasi muda yang kembali menyukai kuliner tradisional. Sebuah penelitian oleh Dr. Anissa Rahma dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa kuliner tradisional memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi, sehingga menarik minat generasi muda.
Menurut Chef Aiko, seorang chef ternama yang juga mengkaji kuliner tradisional Indonesia, “Generasi muda menyadari bahwa kuliner tradisional bukan hanya soal rasa, tetapi juga identitas dan sejarah. Mereka ingin menjaga keberlanjutan kuliner tradisional agar tidak punah.”
Selain itu, faktor kesehatan juga turut mempengaruhi mengapa generasi muda mulai menggandrungi kuliner tradisional. Kuliner tradisional cenderung lebih sehat karena menggunakan bahan-bahan alami dan proses pengolahan yang lebih tradisional. Menurut Dr. Fitria, seorang ahli gizi, “Makanan tradisional biasanya lebih seimbang nutrisinya dan tidak mengandung bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan.”
Tak hanya itu, media sosial juga berperan besar dalam mempopulerkan kuliner tradisional di kalangan generasi muda. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, banyak anak muda yang berbagi pengalaman dan rekomendasi tentang kuliner tradisional yang mereka cintai. Hal ini membuat kuliner tradisional semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Dengan berbagai faktor tersebut, tidak mengherankan jika kuliner tradisional semakin digandrungi oleh generasi muda. Semoga tren ini dapat berlanjut dan menginspirasi generasi mendatang untuk tetap mencintai dan melestarikan kuliner tradisional Indonesia.